Minggu, 03 Maret 2013

Alkitab Adalah Satu-satunya Firman Allah

Sempurna Berarti Lengkap “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap,” I Korintus 13:8-10. Saya akan memberi perhatian khusus pada kata “sempurna.” “Sempurna” di dalam ayat tersebut adalah “teleion” berbentuk kata SIFAT, nominative netral. Bukan “teleios” yang berbetuk kata adverb atau kata keterangan. Apa perbedaan dari kedua kata ini. Kata SIFAT “teleion” berarti merujuk pada kesempurnaan atau kelengkapan “yang bersifat” misalnya, hukum, peraturan, tata tertib, dll. Sedangkan Kata keterangan/ adverb pada teleios merujuk pada keterangan waktu dan tempat. Banyak kalangan yang menafsirkan yang sempurna adalah kedatangan Tuhan Yesus yang kdua kali. Sehingga mereka melegalkan wahyu-wahyu liar di luar Alkitab dan mengklaim bahwa wahyu tersebut berasal dari Tuhan. Saya ingin mengkoreksi pandangan tersebut. Bahwa kata “sempurna” di dalam ayat tersebut TIDAK berbentuk kata keterangan (adverb) “teleios” melainkan berbentuk kata SIFAT ‘teleion. Sehingga TIDAK BISA diartikan sebagai kedatangan Tuhan Kedua Kali karena hal tersebutmerujuk pada kata keterangan. Oleh karena bentuk katanya adalah kata SIFAT nominative netral “teleion” maka sempurna yang dimaksud adalah LENGKAP yang merujuk pada “hukum yang lengkap.” Apakah hukum yang sempurna/ lengkap itu? Jawabannya adalah ALKITAB. Dan setelah yang sempurna/ lengkap/ teleion tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Apakah yang tidak sempurna itu? Yang tidak sempurna adalah yang berhubungan dengan pewahyuan /apokalupsis. Karena WAHYU TUHAN sudah sempurna yaitu ALKITAB dari Kejadian 1:1 sampai Wahyu 22:21 selesai ditulis maka Tuhan sudah tidak mendatangkan Wahyu tambahan lagi. Alkitab Tidak Boleh Ditambahi Dengan Wahyu Lain Alkitab adalah wahyu Tuhan yang sempurna/ lengkap, sehingga TUHAN sudah tidak menurunkan lagi wahyuNya baik TULISAN maupun LISAN Apakah Kitab-kitab agama lain Firman Allah? Jawabannya BUKAN Firman Allah, karena di luar Alkitab, tidak ada Firman Allah tertulis. Demikian juga dengan kasus seseorang yang dapat berbicara langsung dengan Tuhan, Mendapat penglihatan dari Tuhan, Bahasa Roh, Nubuat, dll, Itu semua BUKAN DARI TUHAN. Karena setelah Wahyu 22:21 selesai ditulis Tuhan sudah tidak menurunkan wahyuNya, baik wahyu lisan (spoken word) maupun wahyu tertulis (written word). Bagaimana dengan rhema? Rhema adalah perkataan Tuhan, merujuk pada kesempurnaan wahyu Tuhan yaitu Alkitab, maka TUHAN sudah tidak mendatangkan lagi rhema. Apabila kita ingin mendapatkan pengajaran yang bersifat devosional maupun doktrinal tidak perlu cari-cari wahyu lain di luar Alkitab, cukup dengan “+ Doa Tiap Hari* Baca Kitab Suci + Kalau Mau Tumbuh._ Kita tidak perlu mencari extra biblical authority (wahyu di luar Alkitab) karena dapat dipastikan yang berperan bukan lagi TUHAN. Menurut anda? GBU. Posisi alkitabiah, berhati alkitabiah, berpikir alkitabiah.

Penyesatan Melalui Ibadah Pelepasan

Artikel ini dirangkum dari buku Gbl. Firman Legowo,beliau sebagai Gembala di GBIA Filadelfia-Bandarlampung. yang berjudul Ibadah Pelepasan. Di mana di dalamnya dapat dirangkum sebagai berikut: Konsep yang Tidak Alkitabiah Pada prakteknya, ajaran tentang ibadah pelepasan sangat bertentang dengan doktrin keselamatan yang alkitabiah. Manifestasi-manifestasi yang berlebihan diperagakan dengan tidak me,perhatikan kaidah yang alkitabiah. Dan mayoritas yang mengikuti ibadah pelepasan adalah orang Kristen itu sendiri. Yang dilepaskan dan yang berperan sebagai si penengking sama-sama orang Kristen. Lalu di mana letak ketidak-alkitabiah-an dari ajaran ini? Orang Kristen masih perlu dilepaskan! Inilah letak kesalahan dalam memahami konsep doktri keselamatan. Bagaimana mungkin orang Kristen yang sudah lahir baru, masih ada iblis di dalamnya? Bagaimana mungkin Roh Kudus yang adalah Allah berdiam bersama-sama di dalam diri orang Kristen yang telah lahir baru? Saya tidak dapat membayangkan efek kesesatan yang sudah, sedang dan akan terjadi pada kekristenan apabila ajaran tentang ibadah pelepasan tidak diluruskan. Efek negatif yang terjadi adalah adanya arus ribuan manusia yang mendatangi Kebaktian Penyembuhan Illahi yang akhirnya bisa dilihat sekarang ini, orang-orang yang mengaminkan ajaran tersebut mengimani Tuhan Yesus dengan salah. Mereka mencari Yesus demi berkat duniawi, demi penyembuhan penyakit, demi karir, demi jodoh, dll. Mereka tidak mencari YESUS YANG MENYELAMATKAN dari dosa. Si pemegang otoritas dalam ibadah pelepasan biasanya mengeluarkan kata-kata yang berlebihan, seperti “saya perintahkan, saya patahkan, saya tengking, dll.” Itupun diucapkan dalam kata-kata yang meninggi (dalam beberapa kasus kata-kata tersebut disertai dengan teriakan-teriakan histeris). Seolah-olah mereka mengetahui tempat persembunyian iblis di dalam diri orang “Kristen.” Bahkan di kalangan mereka, dari mulut ke mulut dipopulerkan ajaran tentang klasifikasi “keterikatan roh.” Ada yang keterikatan roh zinah, ada yang keterikatan roh rokok, ada yang keterikatan roh judi, dll. Darimana dasar alkitabiahnya? Jawabannya sebenarnya mudah saja, orang-orang yang masih berzinah, berjudi, dll, adalah orang-orang yang belum LAHIR BARU alias belum KRISTEN walaupun KTPnya Kristen. Konsep Pelepasan yang Alkitabiah “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih,” Kolose 1:13. Kata “melepaskan” di dalam bahasa Yunani tertulis “errusato” yang memiliki bentuk aorist passive indicative orang ketiga tunggal dari kata “ruomai.” yang artunya mengirim/ melepaskan/ membebaskan. Merujuk pada konteks ayat tersebut maka orang-orang yang percaya kepada Kristus telah dilepaskan dari kuasa kegelapan. Bentuk aorist adalah bentuk lampau/ past tense sehingga tepat sekali Lembaga Alkitab Indonesia menterjemahkannya dengan kata “telah.” Telah dilepaskan memiliki arti pelepasan terjadi pada orang Kristen yang lahir baru sekali seumur hidup, dan terjadinya pelepasan adalah pada saat mereka percaya dan bertobat serta menerima Kristus sebagai Juruselamat. Bentuk passive voice kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia biasanya diawali dengan awalan”di” yang berarti “telah dilepaskan.” Sedangkan bentuk orang ketiga tunggal adalah kata ganti orang atau pelaku, “ia”apabila berbentuk kalimat aktif, berhubung kalimat tersebut berbentuk aktif maka ditempatkan dibelakang kata kerja menjadi “nya.” Dalam konteks ayat tersebut “errusato” berarti “telah dilepaskanNya.” Ini menjadi penting demi meluruskan konsep yang tidak alkitabiah yang terjadi pada ibadah pelepasan. Siapa yang dilepaskanNya? Setiap orang Kristen yang telah lahir baru. Siapa yang melepaskan kita? Tuhan Yesus langsung, tanpa melalui penengkingan, tanpa melalui pematahan, dll. Kapan kita dilepaskan? Ketika kita bertobat dan percaya kepada Kristus yang telah mati menggantikan hukuman yang seharusnya kita tanggung dan bangkit pada hari ketiga. Jadi orang Kristen tidak perlu dilepaskan lagi. Oarng yang belum Kristenlah yang harus dilepaskan oleh Tuhan dengan cara bertobat dan percaya kepadaNya. Apabila kita menemukan seorang Kristen yang jatuh ke dalam perzinahan maka tuntunlah mereka kepada pertobatan, janganlah kita “berlagak” berkuasa dengan tengkingan-tengkingan yang hanya menjadi bahan ejekan iblis. Iblis tidak takut pada tengkingan tetapi yang ditakutkan iblis adalah ketika seseorang bertobat dan percaya kepada Kristus menjadi seorang Kristen yang lahir baru.

MARIA BUKAN BUNDA ALLAH

Per Mariam ad Jesum adalah ungkapan dalam bahasa Latin yang antinya melalui Maria menuju Yesus. Ajaran ini dihembuskan oleh gereja Katolik sejak konsili Efesus yang pada intinya adalah wajib untuk berdoa kepada Maria karena sebagai jembatan antara manusia dan Allah. Konsep ini tertanam kuat di kalangan umat katolik. Melalui tulisan ini saya ingin membuktikan bahwa konsep tersebut tidaklah alkitabiah. A. Pengantara itu bukan Maria “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,” I Timotius 2:5 “Dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel,” Ibrani 12:24 Jadi pengantara kepada Allah bukanlah Maria tetapi Tuhan Jadi secara alkitabiah Maria bukanlah pengantara bagi manusia dan Allah. Maria adalah perempuan biasa yang terpilih sebagai bunda Yesus bukan bunda Allah. Artinya Allah memilih Maria sebagai bunda Yesus ketika Ia menjelma menjadi manusia. Status bunda Yesus hanya berlaku di dunia saja. Status itu tidak berlaku sampai ke Sorga. Sekarang Maria di Sorga bukanlah berstatus sebagi bunda Allah. Ia hanya manusia biasa yang menghuni Sorga. Jadi bunda Yesus dengan bunda Allah adalah dua hal yang berbeda. B. Maria tidak mungkin bisa mendoakan kita “Ora pro nobis peccatoribus, nunc et in hora mortis nostrae” doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Istilah tersebut adalah cuplikan dari sebagian dari “Doa Salam Maria.” Konsep yang tidak alkitabiah apabila Maria yang telah mati sanggup mendoakan kita yang masih hidup bahkan orang-orang yang sudah mati. Dalam dokumen Konstitusi Dogmatis tentang Gereja yang dituangkan dalam Lumen Gentium 66 mengukuhkan pendapat tersebut di atas. Mereka telah melakukan penyimpangan-penyimpangan dan membangun ajara-ajaran yang tidak alkitabiah. Di mana alkitabiahnya adalah orang yang sudah mati (Maria) tidak mungkin mendoakan orang yang masih hidup. Demikian juga Maria yang sudah mati tidak mungkin bisa mendoakan orang yang sudah mati. Saya yakin bunda Maria yang sekarang ada di sorga akan sangat sedih melihat umat katolik yang menghormatinya secara berlebihan. Saya juga yakin bahwa Maria sangat tidak berkeinginan diangkat sebagai BUNDA ALLAH, karena baginya, terpilih sebagai bunda YESUS sudah merupakan anugerah yang tiada tara baginya.

SAYA PASTI MASUK SORGA


Kebanyakan orang Kristen ragu-ragu akan ke mana mereka setelah mati. Tetapi di sini kami ingin mengatakan bahwa seandainya kami mati  PASTI MASUK SORGA. Kami tidak akan masuk NERAKA, kami juga tidak akan mampir dulu di api penyucian. Kami yakin betul kalau mati PASTI MASUK SORGA.

Untuk masuk Sorga bukan sifatnya mudah-mudahan, kebanyakan orang mengatakan “mudah-mudahan.” Untuk masuk Sorga juga bukan TERSERAH TUHAN, kebanyakan orang Kristen mengatakan “terserah Tuhan. Di sini kami ingin memberitahukan kepada siapapun yang membaca tulisan ini bahwa SAYA PASTI MASUK SORGA.
Berikut alasan kami yang alkitabiah:
Pertama : Saya orang yang berdosa (Roma 3:23)
Kedua : Upah dosa adalah maut., jadi SEHARUSNYA saya dihukum di Neraka (Roma:6:23)
Ketiga : Tuhan menebus dosa-dosa saya (Yoh 3:16) Jadi dosa saya telah ditebus Tuhan di dengan kematian di kayu salib
Keempat : Tuhan turun ke alam maut menggantikan hukuman yang seharusnya saya tanggung (Ef 4:9). Jadi saya tidak akan masuk Neraka karena Tuhan telah menggantikan saya dihukum.
Kelima : Saya PASTI MASUK SORGA, “Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah” Roma 5:9

Bagaimana dengan anda?

GBU.
Posisi alkitabiah, berhati alkitabiah, berpikir alkitabiah