Minggu, 03 Maret 2013

Penyesatan Melalui Ibadah Pelepasan

Artikel ini dirangkum dari buku Gbl. Firman Legowo,beliau sebagai Gembala di GBIA Filadelfia-Bandarlampung. yang berjudul Ibadah Pelepasan. Di mana di dalamnya dapat dirangkum sebagai berikut: Konsep yang Tidak Alkitabiah Pada prakteknya, ajaran tentang ibadah pelepasan sangat bertentang dengan doktrin keselamatan yang alkitabiah. Manifestasi-manifestasi yang berlebihan diperagakan dengan tidak me,perhatikan kaidah yang alkitabiah. Dan mayoritas yang mengikuti ibadah pelepasan adalah orang Kristen itu sendiri. Yang dilepaskan dan yang berperan sebagai si penengking sama-sama orang Kristen. Lalu di mana letak ketidak-alkitabiah-an dari ajaran ini? Orang Kristen masih perlu dilepaskan! Inilah letak kesalahan dalam memahami konsep doktri keselamatan. Bagaimana mungkin orang Kristen yang sudah lahir baru, masih ada iblis di dalamnya? Bagaimana mungkin Roh Kudus yang adalah Allah berdiam bersama-sama di dalam diri orang Kristen yang telah lahir baru? Saya tidak dapat membayangkan efek kesesatan yang sudah, sedang dan akan terjadi pada kekristenan apabila ajaran tentang ibadah pelepasan tidak diluruskan. Efek negatif yang terjadi adalah adanya arus ribuan manusia yang mendatangi Kebaktian Penyembuhan Illahi yang akhirnya bisa dilihat sekarang ini, orang-orang yang mengaminkan ajaran tersebut mengimani Tuhan Yesus dengan salah. Mereka mencari Yesus demi berkat duniawi, demi penyembuhan penyakit, demi karir, demi jodoh, dll. Mereka tidak mencari YESUS YANG MENYELAMATKAN dari dosa. Si pemegang otoritas dalam ibadah pelepasan biasanya mengeluarkan kata-kata yang berlebihan, seperti “saya perintahkan, saya patahkan, saya tengking, dll.” Itupun diucapkan dalam kata-kata yang meninggi (dalam beberapa kasus kata-kata tersebut disertai dengan teriakan-teriakan histeris). Seolah-olah mereka mengetahui tempat persembunyian iblis di dalam diri orang “Kristen.” Bahkan di kalangan mereka, dari mulut ke mulut dipopulerkan ajaran tentang klasifikasi “keterikatan roh.” Ada yang keterikatan roh zinah, ada yang keterikatan roh rokok, ada yang keterikatan roh judi, dll. Darimana dasar alkitabiahnya? Jawabannya sebenarnya mudah saja, orang-orang yang masih berzinah, berjudi, dll, adalah orang-orang yang belum LAHIR BARU alias belum KRISTEN walaupun KTPnya Kristen. Konsep Pelepasan yang Alkitabiah “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih,” Kolose 1:13. Kata “melepaskan” di dalam bahasa Yunani tertulis “errusato” yang memiliki bentuk aorist passive indicative orang ketiga tunggal dari kata “ruomai.” yang artunya mengirim/ melepaskan/ membebaskan. Merujuk pada konteks ayat tersebut maka orang-orang yang percaya kepada Kristus telah dilepaskan dari kuasa kegelapan. Bentuk aorist adalah bentuk lampau/ past tense sehingga tepat sekali Lembaga Alkitab Indonesia menterjemahkannya dengan kata “telah.” Telah dilepaskan memiliki arti pelepasan terjadi pada orang Kristen yang lahir baru sekali seumur hidup, dan terjadinya pelepasan adalah pada saat mereka percaya dan bertobat serta menerima Kristus sebagai Juruselamat. Bentuk passive voice kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia biasanya diawali dengan awalan”di” yang berarti “telah dilepaskan.” Sedangkan bentuk orang ketiga tunggal adalah kata ganti orang atau pelaku, “ia”apabila berbentuk kalimat aktif, berhubung kalimat tersebut berbentuk aktif maka ditempatkan dibelakang kata kerja menjadi “nya.” Dalam konteks ayat tersebut “errusato” berarti “telah dilepaskanNya.” Ini menjadi penting demi meluruskan konsep yang tidak alkitabiah yang terjadi pada ibadah pelepasan. Siapa yang dilepaskanNya? Setiap orang Kristen yang telah lahir baru. Siapa yang melepaskan kita? Tuhan Yesus langsung, tanpa melalui penengkingan, tanpa melalui pematahan, dll. Kapan kita dilepaskan? Ketika kita bertobat dan percaya kepada Kristus yang telah mati menggantikan hukuman yang seharusnya kita tanggung dan bangkit pada hari ketiga. Jadi orang Kristen tidak perlu dilepaskan lagi. Oarng yang belum Kristenlah yang harus dilepaskan oleh Tuhan dengan cara bertobat dan percaya kepadaNya. Apabila kita menemukan seorang Kristen yang jatuh ke dalam perzinahan maka tuntunlah mereka kepada pertobatan, janganlah kita “berlagak” berkuasa dengan tengkingan-tengkingan yang hanya menjadi bahan ejekan iblis. Iblis tidak takut pada tengkingan tetapi yang ditakutkan iblis adalah ketika seseorang bertobat dan percaya kepada Kristus menjadi seorang Kristen yang lahir baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar